Saatnya Orang Kreatif Berpolitik, Siapakah Dia?


Pojok Politik Online 
- Pada 14 Februari 2024 mendatang digelar Pemilu untuk memilih wakil rakyat di kabupaten dan kota, di provinsi, di pusat, dan anggota DPD. Selain memilih anggota legislatif juga memilih calon presiden dan cawapres. 

Seiring dengan tahapan pemilu, KPU telah menetapkan Daftar Calon Tetap (DCT) calon legislatif untuk kabupaten, kota, provinsi, dan untuk pusat,   pada awal November yang lalu demikian juga pasangan capres dan cawapres.

Sebelum masa kampanye, jauh-jauh hari para calon legislatif (caleg), baik incumbent maupun  yang baru pertama kali menjadi caleg, sudah mulai sosialisasi ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Bahkan memasang baliho dan spanduk di tempat-tempat strategis.

Baca Juga: Putusan Mahkamah Konstitusi Akan Ubah Peta Politik, Yusril : Gibran Bakal Jadi Rebutan (pojokpolitik.online)

Sosialisasi  yang  dilakukan oleh Iwa Kuswara, salah seorang caleg DPRD Kabupaten Bandung dari Partai Gelora Dapil 1 dengan nomor urut 1, berbeda dengan caleg-caleg lain. Iwa Kuswara sosialisasi dengan melaksanakan kegiatan pelatihan berbasis kreatif.  

Beberapa pelatihan yang sudah dilaksanakan selama ini adalah Pelatihan Produksi Film Pendek, Pemeranan (acting), Desain Grafis, Kemasan, Sablon dan Digital Marketing. Narasumber Iwa Kuswara sendiri yang memang sudah lama malang melintang di dunia kreatif.

Pelatihan perfilman dan pemeranan khusus untuk menggaet kaum milenial dengan peserta dari berbagai desa di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Pasirjamabu. Dilaksanakan di Kampung Lebakwangi Desa Panundaan bulan bulan Mei 2023 yang lalu. 

Baca Juga: Kris Dayanti Cegah Stunting Dengan Mendorong Pemerintah Fokus pada Kedaulatan Pangan (pojokpolitik.online)

Sebagai tanda kepedulian terhadap kemajuan UMKM khususnya di Dapil 1 Iwa Kuswara juga menggelar “Workshop Redesign Logo dan Packaging” untuk UMKM Kabupaten Bandung. Tujuannya mendesain ulang logo dan kemasan serta yang belum mempunyai logo dan kemasan akan di buatkan yang baru. 



Kegaitan ini diikuti oleh 50 orang UMKM Kabupaten Bandung pada bulan Oktober 2023 yang lalu. Iwa berharap semua UMKM memilik logo dan kemasan kreatif dan informatif  supaya bisa berdaya saing di pasaran.

Iwa Kuswara juga mendorong karang taruna di Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey untuk berperan aktif menjadi Creativeprenur. Salah satunya mendirikan usaha produksi “Sale Basah” terbuat dari pisang dan dipasarkan lewat market place “Mohon doanya saja,” imbuh Iwa. 

Baca Juga: Indonesia Terpilih Menjadi Anggota Dewan HAM PBB, Posisi Strategis yang Harus Dimaksimalkan (pojokpolitik.online)

Selain pendamping UMKM, Iwa juga menunjukkan kepedulian terhadap perkembangan seni budaya. Iwa Kuswara aktif dalam penyutradaraan film documenter tentang budaya, khususnya budaya Sunda yang terdapat di tatar Bandung.

Di antaranya yang sudah diproduksi  Film “Tah Ieu Budaya” yang menceritakan budaya di Desa Cinunuk Kabupaten Bandung: Selain itu,  Film Dokumenter tentang Batik Sukapura, Tasikmalaya dan beberapa film pendek lainnya di antaranya “Ngadadak Berehan” film yang berbahasa Sunda.

Iwa Kuswara selain sebagai Creativepreneur aktif juga diberbagai organisasi seperti Festival Film Bandung, Komisi Film Daerah, HAPMI (Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia) Kabupaten Bandung, PPKM (Perkumpulan Pengusuha Krasa Mandiri) Kabupaten Bandung, dan  PHRI Kabupaten Subang.

Untuk menggerakan ekonomi kreatif khususnya di Kawasan Pacira (Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali) Iwa mendirikan Ciwidey Creative Centre (3C) yang mendapat dukungan dari seniman, budayawan serta kaum milenial ciwidey.

Baca Juga: Kiprah kaum Milenial di kancah politik Indonesia (pojokpolitik.online)

Ciwidey Creative Centre mewadahi 16 subsector ekonomi kratif seperti fotografi, perfilman, fashion, kuliner, seni musik tradisional dan sebaginya.  Pelatihan-pelatihan kreatif yang sudah dilakukan tersebut merupakan program Ciwidey Creative Centre.

Memang sangat sulit merubah paradigma di masyarakat: caleg identik dengan membagi-bagi uang atau money politic tetapi Iwa Kuswara mengeluarkan Cost Politic untuk biaya pelatihan berbasis kreatif yang tentunya mencoba untuk mengubah pola pikir masyarakat.

Dengan mengusung tag line “Geus Waktuna Balik ka Lembur” Iwa Kuswara melihat kampung halamannya semenjak dia anak-anak sampai dengan sekarang biasa saja. Iwa Kuswara tergugah untuk memajukan kampung halamannya. 

Salah satu masalah yang tak kunjung bisa ditangani adalah pengangguran yang terus bertambah. Melihat hal itu, Iwa cukup prihatin “Insha Allah lima tahun kedapan, jika saya ditakdirkan menjadi anggota dewan tidak ada sekat dan akan dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Iwa berjanji akan berjuang untuk mengubah keadaan yang lebih baik khususnya masyarakat di Dapil 1 yang meliputi Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Soreang, Kutawaringan dan Cangkuang Kabupaten Bandung. *

Post a Comment

أحدث أقدم