Pojok Politik – Dandan Riza Wardana, calon Wali Kota Bandung dengan nomor urut 1, kembali menjadi sorotan publik menjelang Pemilihan Wali Kota 2024. Nama Dandan sempat menghebohkan publik ketika ia terjerat dalam kasus hukum terkait pungutan liar (pungli) saat menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung. Meskipun saat ini ia mencalonkan diri untuk memimpin Bandung, jejak rekam masa lalunya masih menghantui langkah politiknya.
Kasus pungli tersebut terungkap ketika Dandan masih menjabat sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas pengurusan izin di Kota Bandung. Tindakan yang tercoreng oleh dugaan penyalahgunaan jabatan tersebut membuat publik mempertanyakan integritas Dandan sebagai calon pemimpin. Setelah status hukumnya ditingkatkan menjadi tersangka, Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, tidak tinggal diam. Ia memutuskan untuk menonaktifkan Dandan guna menjaga agar proses hukum berjalan lancar dan agar pemerintahan Kota Bandung tidak terganggu.
“Sudah non-aktif, Plt-nya sudah ditunjuk,” ujar Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung pada Senin (30/1), menegaskan langkah tegas yang diambil untuk menjaga nama baik pemerintahan dan menghindari adanya intervensi selama proses hukum.
Tindakan penonaktifan tersebut mendapat beragam respons dari masyarakat. Beberapa pihak memuji keputusan Emil yang dinilai tegas dan cepat, sementara sebagian lainnya lebih memilih menunggu hingga proses hukum Dandan selesai. Sementara itu, kasus pungli yang melibatkan Dandan menjadi topik hangat di media, menyoroti bagaimana integritas seorang pejabat yang terlibat dalam kasus hukum dapat dipercaya kembali oleh publik.
Kini, di tahun 2024, Dandan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung. Kampanye yang diusung pun penuh dengan janji perubahan, transparansi, dan komitmen untuk memberantas korupsi. Namun, keberanian Dandan untuk kembali mencalonkan diri tak lepas dari sorotan kritis, mengingat masa lalunya yang pernah tercoreng oleh kasus pungli. Para pemilih kini dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah Dandan bisa membuktikan bahwa ia mampu menjalankan pemerintahan yang bersih dan adil setelah terlibat dalam kasus hukum?
Para pengamat politik menilai bahwa integritas seorang calon pemimpin sangat penting untuk memenangkan kepercayaan publik. Seorang ahli politik dari Universitas Padjadjaran menjelaskan, “Masyarakat perlu melihat tidak hanya visi dan misi calon, tetapi juga latar belakang mereka. Rekam jejak yang bersih dalam jabatan sebelumnya menjadi indikator kuat bagaimana seseorang akan menjalankan kepemimpinan di masa depan.”
Namun, tidak sedikit pula pendukung Dandan yang tetap memberikan dukungan. Mereka meyakini bahwa setiap orang berhak untuk memperbaiki diri, dan Dandan, yang kini mengusung platform anti-korupsi, telah belajar dari kesalahan masa lalunya. “Kami percaya Pak Dandan bisa memimpin dengan transparansi dan mengedepankan akuntabilitas. Kami yakin dia memiliki tekad untuk membawa Bandung menuju perubahan yang lebih baik,” ujar salah satu anggota tim suksesnya.
Meski demikian, masyarakat Bandung masih terpecah dalam menilai kelayakan Dandan sebagai calon wali kota. Waktu yang akan menjawab apakah Dandan mampu memenuhi harapan masyarakat dan mengatasi bayang-bayang masa lalunya, serta apakah ia dapat meyakinkan pemilih bahwa ia adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Bandung ke arah yang lebih baik.
إرسال تعليق