PojokPolitik — Dandan Riza Wardana, calon Wali Kota Bandung dengan nomor urut 1, kembali menjadi sorotan. Namanya mencuat di tengah kampanye yang gencar mengusung transparansi dan reformasi, tetapi tak lepas dari bayang-bayang kontroversi masa lalu.
Ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung, Dandan pernah tersandung dugaan kasus pungutan liar (pungli) yang sempat mengguncang publik. Kasus ini membuat Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung saat itu, mengambil langkah tegas dengan menonaktifkannya. Keputusan Emil—sapaan akrab Ridwan Kamil—menuai apresiasi dari banyak pihak sebagai bentuk komitmen menjaga integritas pemerintahan.
Namun, perjalanan Dandan tidak berakhir di situ. Kini, ia mencoba membangun kembali kepercayaan publik dengan mengusung visi perubahan. Para pendukungnya meyakini bahwa masa lalu adalah pelajaran penting yang menjadikannya pribadi yang lebih tangguh. “Pak Dandan telah berubah dan memiliki visi besar untuk membawa Bandung lebih maju,” ujar seorang pendukung.
Meski demikian, skeptisisme tetap membayangi langkahnya. Sebagian warga Bandung merasa rekam jejaknya menjadi pengingat akan pentingnya integritas dalam kepemimpinan. “Pemimpin yang baik harus menunjukkan konsistensi antara janji dan tindakan. Masa lalu adalah cerminan yang tak bisa diabaikan,” ungkap seorang pengamat politik dari Universitas Padjadjaran.
Menanggapi kritik, Dandan menyatakan bahwa dirinya telah belajar dari pengalaman dan siap membawa perubahan nyata. Ia berjanji untuk membangun pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bersih dari korupsi. Kampanyenya menitikberatkan pada komitmen untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat.
Namun, pertanyaan besar masih menggantung: apakah masyarakat Bandung siap memberikan kesempatan kedua, atau justru masa lalunya menjadi penghalang menuju kursi Wali Kota?
Dengan persaingan politik yang semakin memanas, langkah Dandan Riza Wardana akan terus menjadi perhatian. Waktu dan suara rakyatlah yang akan menentukan apakah ia mampu mengubah skeptisisme menjadi harapan. Bandung menunggu jawabannya.
إرسال تعليق