Janji Muluk, Rencana Kosong, Haru-Dhani Ancaman Bagi Masa Depan Bandung



PojokPolitik - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung 2024, Haru Suandharu dan Dhani Wirianata, terus menuai gelombang kritik tajam. Dengan visi yang terdengar fantastis namun tanpa rencana jelas, pasangan nomor urut 2 ini semakin disorot sebagai ancaman bagi masa depan Kota Bandung.  


Visi "Bandung yang Unggul dan Berdaya Saing" yang diusung Haru-Dhani tampak lebih seperti mimpi kosong daripada program kerja yang dapat diwujudkan. Program seperti pengembangan ruang hijau, perbaikan transportasi, hingga revitalisasi ekonomi lokal banyak dianggap tidak realistis oleh berbagai pihak.  


"Janji mereka lebih mirip dongeng daripada rencana nyata. Kami butuh pemimpin yang mampu memberikan solusi, bukan sekadar menjual harapan palsu," ujar seorang aktivis lingkungan Bandung.  


Rekam jejak pasangan ini juga menjadi bahan kritik utama. Dengan pengalaman yang dianggap kurang memadai, publik meragukan kemampuan Haru-Dhani untuk memimpin Bandung menghadapi berbagai tantangan besar. Kota ini membutuhkan pemimpin berpengalaman yang memahami tata kelola kota, bukan sekadar figur dengan ambisi politik.  


"Mereka seolah menjadikan Bandung sebagai eksperimen politik. Ini sangat berisiko bagi kota sebesar ini," ujar seorang pengamat politik lokal.  


Salah satu isu terbesar adalah ketidakjelasan pendanaan program-program yang mereka tawarkan. Dalam kampanyenya, pasangan ini menjanjikan layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, namun hingga kini belum ada detail tentang sumber dana yang akan digunakan.  


"Jika janji ini tidak didukung dengan anggaran yang jelas, apakah itu berarti kita akan melihat utang kota semakin menumpuk? Atau program ini hanya sekadar hiasan kampanye?" kritik seorang ekonom Bandung.  


Haru-Dhani juga kerap membicarakan keberagaman dan toleransi, namun tindakan nyata untuk mendukung hal ini masih belum terlihat. Dalam sebuah kota multikultural seperti Bandung, kepemimpinan yang inklusif sangat penting. Sayangnya, banyak pihak menilai pasangan ini hanya menggunakan isu keberagaman sebagai alat kampanye.  


"Kami belum melihat langkah nyata mereka untuk benar-benar memajukan harmoni sosial di Bandung," ujar seorang tokoh masyarakat.  


Dengan berbagai janji kosong dan kontroversi yang mengelilingi kampanye mereka, Haru-Dhani menghadapi tantangan besar untuk membuktikan kapasitas mereka. Namun, skeptisisme publik semakin menguat, dan banyak yang percaya bahwa pasangan ini lebih banyak menawarkan risiko daripada solusi.  


"Jika mereka terpilih, ini bisa menjadi awal dari kehancuran tata kelola Bandung. Kota ini tidak membutuhkan janji muluk; kota ini membutuhkan tindakan nyata," ujar seorang warga Bandung dengan penuh kekhawatiran.  


Masyarakat Bandung kini dihadapkan pada pilihan besar: mempercayakan masa depan kota pada pasangan yang terjebak dalam janji bombastis, atau mencari pemimpin yang benar-benar siap membawa perubahan nyata.***

Post a Comment

أحدث أقدم