Undangan Misterius dan Kehadiran Farhan di Cijerah Fest 1.1: Mengungkap Polemik Kampanye Pilkada Bandung




Pojok Politik - Kampanye Pilkada Bandung 2024 kembali diwarnai kontroversi setelah Muhammad Farhan dan pasangannya, Erwin, menghadiri acara *Cijerah Fest 1.1* yang diselenggarakan oleh karang taruna RW 05 Cijerah tanpa undangan resmi. Peristiwa ini menjadi perhatian publik karena undangan yang beredar disebut-sebut sebagai undangan palsu.


Acara yang direncanakan sebagai pesta rakyat netral berubah menjadi panggung perdebatan politik ketika rombongan Farhan tiba dengan atribut kampanye khas mereka yang menyerupai seragam hansip. Menurut panitia, kehadiran Farhan mengejutkan karena tidak pernah diundang secara resmi. “Kami tidak pernah mengeluarkan undangan berbentuk file JPG. Undangan resmi selalu berbentuk cetakan fisik atau PDF,” jelas salah satu anggota panitia. Ini menimbulkan dugaan adanya pihak yang sengaja menyebarkan undangan palsu untuk memicu kebingungan.


Ketegangan meningkat ketika atribut kampanye yang dikenakan Farhan dan timnya dianggap tidak sesuai dengan tema acara. Panitia khawatir bahwa kehadiran paslon tersebut akan mengubah arah acara yang seharusnya menjadi ajang kebersamaan warga, bukan arena kampanye. “Kehadiran mereka menyalahi prinsip netralitas acara. Kami tidak ingin acara ini dimanfaatkan untuk kepentingan politik,” ungkap panitia.


Situasi ini akhirnya mereda setelah intervensi dari pihak media, yang berhasil mengajak Farhan berdialog. Hasil diskusi tersebut membuat Farhan dan timnya mundur dari acara demi menjaga suasana dan menghormati permintaan panitia.


Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera memanggil pihak karang taruna untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut. Fokus penyelidikan adalah mencari tahu asal-usul undangan JPG yang tersebar dan apakah ada pelanggaran aturan kampanye yang dilakukan oleh pasangan Farhan-Erwin. Seorang anggota panitia berharap agar Bawaslu dapat menemukan pihak yang bertanggung jawab atas undangan misterius itu. “Kami ingin Bawaslu mengusut tuntas agar acara warga tidak dimanfaatkan oleh kepentingan politik mana pun,” katanya.


Reaksi publik terhadap insiden ini bercampur; sebagian menilai bahwa Farhan harus lebih berhati-hati dalam melakukan kampanye untuk menghindari kesan manipulasi dan politisasi acara. Beberapa pengamat politik menyatakan bahwa insiden ini bisa mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap paslon tersebut.


Hingga berita ini diturunkan, Farhan dan tim kampanyenya belum memberikan pernyataan resmi terkait kehadiran mereka di acara tersebut. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa mereka hadir atas dasar undangan yang diterima, meskipun kini undangan tersebut diragukan keabsahannya.


Dengan perhatian Bawaslu dan publik yang tertuju pada kasus ini, langkah selanjutnya dari Farhan-Erwin serta hasil investigasi Bawaslu akan menentukan dampak jangka panjang dari insiden ini terhadap kampanye mereka di Pilkada Bandung 2024.

Post a Comment

أحدث أقدم